Putra saya mengadu bahwa dia dipukuli temannya. Memang temannya berbadan jauh lebih besar, sementara putra saya bertubuh minimalis. Air mata saya hampir menetes tapi saya kuatkan hati agar dia tidak tumbuh menjadi laki-laki cengeng.
Saya: Di bagian mana dia memukulimu?
Putra saya menunjuk betis, paha, perut, dada, dan kedua tangannya.
Dia juga menendang perut saya dan memukul paha saya dengan kayu, katanya sambil meringis kesakitan.
Dengan segera saya mengobatinya dengan menempelkan perban di kening dan kepalanya.
Putra saya kemudian mengucapkan terima kasih kepada anak yang memukulinya karena tidak dipukul sampai meninggal.
Terimakasih atas informasinya 😀
LikeLike